Kelas II

Kelas Daring #1

Sejarah Film Dunia

Pengetahuan sinema dapat dilacak melalui sejarah artistik dan ideologisnya. Melacak sejarah sinema terkadang hadir melalui pembacaan terhadap arsip film, dan tak jarang juga melalui ruang festival.

Festival film yang dalam sejarahnya, tercatat telah berperan mempromosikan seni sinema dan gagasan auteur film. Sampai pada masa globalisasi yang disertai munculnya teknologi digital, tak jarang festival yang ada, berstrategi untuk berbisnis melalui pertunjukan film. Dengan kata lain, diluar film yang sejarah artistiknya terus berkembang, kerja pemrograman film yang terjadi dalam ruang festival juga beriring perkembangannya.

Diskusi ini akan berbagi pengetahuan dengan melacak sejarah film dunia yang berpengaruh pada wilayah kerja pemrograman film.

Pemateri
Eric Sasono

Eric Sasono merupkan seorang kritikus film. Ia memperoleh PhD dalam bidang kajian film dari King’s College London. Pendiri Rumah Film (2007-2011). Sempat menjadi pengurus di Yayasan Masyarakat Mandiri Film Indonesia (YMMFI) yang menyelenggarakan JIFFest dan Indocs. Merupakan salah satu pendiri Indonesian Film Society di London yang bertujuan memajukan film dan kebudayaan Indonesia untuk publik di London. Kini bekerja di salah satu lembaga non pemerintah di Jakarta.

Moderator
John Badalu

John Badalu bekerja di bidang film programming dimulai dari British dan Italian Film Festival di Jakarta. Kemudian berpindah ke Jiffest, sebelum akhirnya mendirikan Q! Film Festival. John juga sempat bekerja di tim preseleksi untuk beberapa film festival yang penting di dunia seperti Berlin, Shanghai, Tallinn Black Night Film Festival dan Bifan di Korea. John juga bekerja sebagai produser independen yang telah menghasilkan beberapa film seperti Malila: The Farewell Flower (Thailand) dan Everyday is A Lullaby (Indonesia). John baru saja bergabung di tim preseleksi di Busan Internasional Film Festival sejak tahun 2020.