Home

Selamat datang di
Ramu Layar 2021

Ramu Layar merupakan ruang belajar intensif yang dihadirkan atas kesadaran pentingnya pemrograman film dalam ranah ekshibisi dan apresiasi pada penyelenggaraan festival dan pengelolaan ruang alternatif. Kegiatan ini akan fokus membahas elemen pemrograman film yang diperlukan dalam menumbuhkan perspektif kritis terhadap isu, kerja lintas medium, dan distribusi film serta relevansi keilmuan lainnya yang dapat diterima pada lingkup penontonnya. Kelas intensif ini menjadi upaya menyeimbangkan sistem pengetahuan formal pada ranah produksi, eksibisi, apresiasi, dan distribusi film terutama di Indonesia.

Film sebagai produksi gambar bergerak merupakan media campuran dari berbagai teknologi dan unsur kesenian: perkembangan teknologi fotografi, rekaman suara, seni rupa, teater, sastra, arsitektur, hingga musik. Film bersinggungan erat dengan konteks maupun aktivitas perekaman sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Aktivitas perkembangan film turut memunculkan ruang-ruang etalase film seperti bioskop, festival film, hingga ruang putar alternatif yang berbasis komunitas maupun kegiatan kesenian lainnya. Ruang etalase pun pada akhirnya tidak hanya memiliki fungsi memutarkan film, tetapi juga turut memproduksi pengetahuan dari praktik-praktik kritis penayangan film pilihan yang dianggap merepresentasi karakter ruang etalasenya.

Program Ramu Layar digagas oleh Padepokan Bagong Kussudiardja (PSBK) dan bekerja sama dengan Forum Film Dokumenter (FFD) yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan menambah pengetahuan maupun akses dalam lingkup praktik pemrograman film.

Melalui program ini, peserta diharapkan memiliki pengetahuan mengenai kerja dan fungsi pengelolaan program film untuk menunjang keberlanjutan ruang serta memberi pengetahuan mengenai praktik dan fungsi pemrograman, baik di festival film maupun ruang pemutaran alternatif.

Kelas Daring #1 - September 2021 (Terbuka)
Apa Itu Pemrograman Film?
Sejarah Film Dunia
Sejarah Film Indonesia
Sejarah Ruang Putar: Festival dan Ruang Alternatif di Indonesia

Kelas Daring #1

Apa Itu Pemrograman Film?

Pemateri

Alexander Matius

Kurator Film & Juru Program Film

Moderator

Alia Damaihati

Pengurus Program

Kelas Daring #1

Sejarah Film Dunia

Pemateri

Eric Sasono

Kritikus Film

Moderator

John Badalu

Producer | Programmer | Festival Consultant

Kelas Daring #1

Sejarah Film Indonesia

Pemateri

Thomas Barker

Peneliti & Penulis Film

Moderator

Agus Mediarta

Pengajar & Peneliti Film

Kelas Daring #1

Sejarah Ruang Putar:
Festival & Ruang Alternatif di Indonesia

Pemateri

Lisabona Rahman

Konservator Film & Juru Program Film

Moderator

Joned Suryatmoko

Akademisi & Seniman Pertunjukan

Berikut daftar peserta terpilih kelas intensif Ramu Layar:

Kelas Intensif

Pemrograman film bisa dilihat sebagai upaya praktik kritis yang diterapkan (secara khusus) melalui ruang putar alternatif maupun festival film. Praktik ini membingkai produksi pengetahuan dengan menggunakan film sebagai salah satu materinya. Pembahasan setiap sesinya diharapkan dapat mengantarkan peserta pada pengetahuan dasar sebagai pijakan yang dapat diterapkan ke dalam hipotesis di praktik pemrograman film.

Kelas pelatihan intensif akan berlangsung selama 3 bulan (September-November) yang terbagi menjadi 3 kelas daring dengan beberapa sesi di dalamnya. Berikut adalah materi kelas yang ditawarkan:

Kelas Daring #2 - Oktober 2021
Film, Festival, dan Penonton
Distribusi Film
Kurasi Arsip Film
Kritik Film Melalui Pendekatan Praktik Pemrograman
Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD): Festival & Ruang Putar Alternatif
Kelas Daring #3 - November 2021
Kunjungan Daring: Festival/Ruang Putar
Panel Diskusi: Presentasi dan Pembahasan Tugas Kelompok

Kelas Daring #1

Apa Itu Pemrograman Film?

Pemrograman film merupakan praktik penting yang memuat kerja juru program seperti: memilih, menentukan, dan menyusun film-film yang ingin dipertunjukkan kepada penonton melalui bingkai wacana tematik. Namun tak jarang dari juru program yang mampu mempertemukan berbagai pertimbangan, baik pertimbangan dalam menentukan tema atau membingkai wacana, menemukan film, hingga pertimbangan dalam dimensi kepenontonannya. Apa yang terjadi jika juru program meninggalkan salah satu dimensi pertimbangan dalam praktik kerjanya?

Diskusi ini akan membawa pengetahuan pada apa saja yang harus diperhatikan dalam praktik kerja pemrograman film. Sekaligus mempertanyakan, apa yang bisa dibaca dari praktik kerja pemrograman film itu sendiri?

Pemateri
Alexander Matius

Alexander Matius merupakan seorang kurator film yang berdomisili di Jakarta. Saat ini, ia menjadi juru program untuk Kinosaurus dan FLIX Cinema, sekaligus menjalankan bisnis perkakas rumah tangganya. Matius pernah menjadi Manajer di Kineforum (ruang pemutaran alternatif pertama di Jakarta) pada 2014-2016. Sejak 2018, Matius belajar lebih banyak mengenai kuratorial film dan manajemen eksibisi pemutaran film melalui sejumlah lokakarya seperti: Film Programming Workshop di Jepang & Filipina, Art-House Cinema Workshop di Venezia, dan Berlinale Talents.

Moderator
Alia Damaihati

Alia Damaihati merupakan salah satu pengurus program Forum Film Dokumenter yang dimulai tahun 2006. Belajar dan mengenal pengelolaan program serta manajemen ekshibisi melalui program di Kinoki dan beberapa lokakarya. Dalam prosesnya, pernah berkesempatan menjadi delegasi festival pada Sheffield Doc Fest (2016). Empat tahun belakangan melibatkan diri dalam program pemutaran Café Society bersama Ruang Mes 56 dan Gambar Bergerak di PSBK.

Kelas Daring #1

Sejarah Film Dunia

Pengetahuan sinema dapat dilacak melalui sejarah artistik dan ideologisnya. Melacak sejarah sinema terkadang hadir melalui pembacaan terhadap arsip film, dan tak jarang juga melalui ruang festival.

Festival film yang dalam sejarahnya, tercatat telah berperan mempromosikan seni sinema dan gagasan auteur film. Sampai pada masa globalisasi yang disertai munculnya teknologi digital, tak jarang festival yang ada, berstrategi untuk berbisnis melalui pertunjukan film. Dengan kata lain, diluar film yang sejarah artistiknya terus berkembang, kerja pemrograman film yang terjadi dalam ruang festival juga beriring perkembangannya.

Diskusi ini akan berbagi pengetahuan dengan melacak sejarah film dunia yang berpengaruh pada wilayah kerja pemrograman film.

Pemateri
Eric Sasono

Eric Sasono merupkan seorang kritikus film. Ia memperoleh PhD dalam bidang kajian film dari King’s College London. Pendiri Rumah Film (2007-2011). Sempat menjadi pengurus di Yayasan Masyarakat Mandiri Film Indonesia (YMMFI) yang menyelenggarakan JIFFest dan Indocs. Merupakan salah satu pendiri Indonesian Film Society di London yang bertujuan memajukan film dan kebudayaan Indonesia untuk publik di London. Kini bekerja di salah satu lembaga non pemerintah di Jakarta.

Moderator
John BAdalu

John Badalu bekerja di bidang film programming dimulai dari British dan Italian Film Festival di Jakarta. Kemudian berpindah ke Jiffest, sebelum akhirnya mendirikan Q! Film Festival. John juga sempat bekerja di tim preseleksi untuk beberapa film festival yang penting di dunia seperti Berlin, Shanghai, Tallinn Black Night Film Festival dan Bifan di Korea. John juga bekerja sebagai produser independen yang telah menghasilkan beberapa film seperti Malila: The Farewell Flower (Thailand) dan Everyday is A Lullaby (Indonesia). John baru saja bergabung di tim preseleksi di Busan Internasional Film Festival sejak tahun 2020. 

Kelas Daring #1

Sejarah Film Indonesia

Lika-liku yang terjadi dalam perfilman Indonesia memberi pengetahuan baru yang berkaitan erat dengan perekaman peristiwa bersejarah. Perkembangan film Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bingkai pengkanonan, orde, moda produksi, format film, kehadiran festival dan bioskop, serta sejarah terpinggirkan yang tak tertulis. Konteks zaman turut menghadirkan karya-karya yang memiliki pendekatan estetika dan berpengaruh kuat pada karya-karya setelahnya.

Pada pertumbuhannya, film Indonesia kemudian mengalami perkembangan yang mengacu pada selera pasar dan film sebagai seni. Keduanya memiliki karakter pola pengembangannya masing-masing yang dapat dilihat dari berbagai sisi.

Diskusi dalam kelas ini akan memberikan pengetahuan terkait Sejarah Film Indonesia mulai dari pembuat film, pengkanonan, sosial-politik, dan gerakan dalam ekosistemnya yang mengantarkankan hingga saat ini.

Pemateri
Thomas BArker

Thomas Barker merupakan peneliti dan penulis film. Ia sudah lebih dari 10 tahun meneliti film dan budaya di Asia Tenggara. Beliau mantan ketua program Media Languages and Cultures di Universitas Nottingham Malaysia. Selain menulis buku Indonesian Cinema After the New Order: Going Mainstream (HKU Press, 2019), tulisannya yang lain juga dimuat di The Jakarta Post, The Malay Mail, The Diplomat, dan Cinema Poetica.

Moderator
Agus Mediarta

Agus Mediarta merupakan seorang pengajar dan peneliti film. Ia aktif di Yayasan Konfiden (2002 -2014) dan kegiatan perfilman berbasis komunitas. Sejak 2010 hingga saat ini, turut mengelola filmindonesia.or.id, situs web katalog film Indonesia. Ia memiliki latar belakang Ilmu Sejarah dan Magister Sosiologi, keduanya dari Universitas Indonesia. Sejak 2013 menjadi pengajar tidak tetap di Program Studi Film & Animasi, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Agus juga tercatat sebagai anggota Kafein (Asosiasi Pengkaji Film Indonesia).

Kelas Daring #1

Sejarah Ruang Putar:
Festival dan Ruang Alternatif di Indonesia

Eksplorasi terhadap sejarah ruang putar bisa menjadi kesempatan untuk mengkaji elemen-elemen kunci festival film yang terkait dengan program, pendanaan, hubungannya dengan industri film, dan kota di mana festival film berada. Berangkat dari pengalamannya dalam kapasitas independen maupun kelembagaan, kekuatan praktik pemrograman film dicatat dengan baik dalam lanskap budaya melalui ruang-ruang seperti festival film, ruang putar alternatif, hingga bioskop. 

Memandang ruang putar film bukan lagi sekedar membicarakan bioskop sebagai satu-satunya etalase pertunjukan film, meski periodisasi kehadiran bioskop dinggap sebagai salah satu penanda perkembangan industri film itu sendiri. Namun, tumbuhnya ruang pertunjukan film alternatif mengubah konsep “galeri” menjadi “ruang publik” yang berdasar pada praktik kritis pemrograman film sehingga film dapat dinikmati sebagai karya seni itu sendiri. Hal tersebut menandai fase baru dalam pengertian ruang alternatif.

Baru-baru ini telah banyak kursus maupun program studi film dan media yang beriringan dengan tumbuhnya ruang pertunjukan film alternatif dan festival, baik secara tematik maupun praktik yang terkait dengan kebijakan pemerintah untuk mempromosikan industri kreatif – mengingat fakta bahwa ruang pertunjukan film mampu menghasilkan produksi pengetahuan melalui tontonan film. Berkaitan dengan pertumbuhan itu, lantas, bagaimana memanfaatkan festival film dan ruang alternatif secara pedagogis?

Pemateri
Lisabona Rahman

Lisabona Rahman merupakan seorang konservator film dan  juru program film. Ia mengawali kerjanya di bidang film sebagai penulis resensi di The Sunday Jakarta Post pada tahun 2005. Lalu ia mengelola bioskop terprogram pertama di Indonesia, kineforum Dewan Kesenian Jakarta sejak tahun 2006 sampai 2011. Paralel dengan kegiatan di bioskop, ia bergabung ke katalog daring filmindonesia.or.id bersama kritikus JB Kristanto untuk mendokumentasikan perkembangan industri film Indonesia. Lisabona kemudian menempuh pendidikan khusus di bidang pelestarian film dan kuratorial di Belanda. Sesudah menyelesaikan studinya, ia bekerja sebagai teknisi restorasi film. Saat ini ia bekerja lepas untuk berbagai proyek restorasi atau perawatan medium seluloid sambil membuat program pemutaran film.

Moderator
Joned Suryamoko

Joned Suryatmoko merupakan seorang seniman yang tertarik dengan isu kewarganegaraan, termasuk isu gender dan seksualitas di dalamnya. Ia bekerja sebagai Direktur Konferensi Pertunjukan dan Teater Indonesia, sebuah konferensi untuk memproduksi dan menyebarkan pengetahuan pertunjukan bersama seniman, praktisi dan juga akademisi. Joned merupakan kandidat doktor Program Theatre and Performance di City University of New York, sekaligus Graduate Fellow Asian Cultural Council.